Jumat, 12 Maret 2010

Dunia Sang DJ

Profesi Disc Jockey (DJ) memang tak lepas dari kehidupan dunia hiburan malam. Merupakan rahasia umum pula bahwa dunia ini identik dengan seks bebas dan obat terlarang.

Meski DJ adalah sebuah profesi yang semakin menjanjikan, ternyata banyak stigma yang kerap kali dilekatkan padanya. Lalu tidak sedikit dari sebagian masyarakat yang mencibir, kalau dunia DJ dekat dengan narkoba dan pergaulan bebas. Itu tidak bisa dipungkiri ketika mewabahnya ecstasy. Obat terlarang jenis ini sering ditemui di klub² malam sebagai lokasi kerja DJ. Pasalnya, ecstasy memang dianggap berjodoh dengan house music. Efek samping ecstasy yang mengakibatkan detak jantung berpacu cepat, dianggap sesuai dengan ritme musik yang dipandu DJ.

"Tapi itu tergantung individunya masing². Memang benar dunia malam sering diidentikkan dengan drugs atau kadang free sex. Tapi enggak semua orang yang ada di dunia malam itu buruk. )ujur saja, gua lebih kreatif kalau malam. Karena suasananya yang berbeda," kata DJ Anton yang ditemui di Bar & Cafe miliknya bernama PARC.

Hal senada diungkapkan DJ David. Pria brewok ini mengatakan, walau DJ tidak lepas dari dunia malam, tapi bukan berarti seorang DJ harus larut dalam obat terlarang maupun pergaulan bebas. David mengakui kerap menjauhi segala bentuk obat terlarang dan pergaulan bebas. "Terserah orang mau bilang apa, gua bukan orang yang munafik. Mungkin kalau minum (alkohol) itu iya, tapi bukan berarti gua minum untuk mabuk. Ya gua tahulah takarannya minum itu seperti apa," ungkapnya.

Menurut David, sebuah aksi tidak bisa ditampilkan secara maksimal bila dalam keadaan mabuk. "Mungkin kalau cuma segelas wine ojo itu enggak apa² kan," tandasnya tertawa. Sedangkan menurut DJ Ijoel, fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi di kehidupan malam. '? Tapi enggak adil dong kalau semuanya yang terlibat di kehidupan malam adalah pengguna"drugs atau penganut pergaulan bebas. Saya yakin masih banyak DJ atau orang yang berkecimpung di dunia malam masih memegang teguh norma yang berlaku," kata wanita yang telah menunaikan ibadah haji ini.

Penghasilan Menggiurkan
Menekuni sebuah profesi memanglah suatu pilihan untuk menjalani hidup. Bahkan tak jarang sebuah profesi kadang menentukan status sosial dari masing² individu. Salah satu profesi yang cukup menjanjikan adalah DJ. Mungkin gelar atau predikat DJ bisa diperoleh melalui pendidikan yang terkesan formal ataupun otodidak. Tapi, hal ini tentu berbeda dengan beberapa gelar seperti Sarjana, Master, atau bahkan Doktor sekalipun. Seseorang bisa meraih predikat DJ atas kepiawaiannya mixing berbagai macam karakter musik. Yang jelas, untuk menjadi seorang DJ biasanya diawali dari rasa cinta individu terhadap musik.

Kini banyak DJ yang terbilang sukses setelah menggeluti profesinya. Sebut saja DJ Anton yang memiliki sebuah Bar & Cafe bemama PARC. Selain itu, Anton juga menjadi direktur di sebuah perusahaan ekpor dan impor kini Anton mulai merambah ke dunia bisnis real estate.

Awalnya Anton sering tampil di depan umum hanya berdasarkan hobi dan jarang menerima bayaran. la hanya berpikir bagaimana harus berkreasi demi menyenangkan orang lain. Namun, lambat laun Anton mulai melirik DJ sebagai salah satu profesi yang menjanjikan. "Pertama kali"gua pemah dibayar 100 US dolar. Jadi waktu itu setelah gua tampil di sebuah acara, pas pulangnya gua kasih amplop. Gua enggak nyangka kalau bakal dibayar, dan uang itu adalah upah pertama yang gua dapat dari nge-DJ," katanya.

Kini semua jerih payah dan kecintaannya terhadap musik terbayar sudah. Namun Anton menolak memberi tahu berapa besar tarif untuk aksinya dalam satu kali tampil saat ini."Wah kalau itu enggak enak, mas, tanya saja sama teman² gua," katanya sembari tersenyum.

Sedangkan DJ David kini memiliki record shop yang bernama Demajors. la juga membuka kursus DJ dengan nama yang sama. Merasa belum puas, kini David menekuni profesi baru. David mulai menggeluti bisnis manajemen artis. Bahkan, ia berencana membuat sebuah record label bagi band dan artis. "Yang penting enggak lepas dari dunia "entertainment" kata David.

Awalnya, tahun 1989 David hanya dibayar sekitar Rp. 750 ribu per bulan. Namun di tahun yang sama penghasilan David meroket hingga Rp. 6 juta per bulan. Kini, David mengaku tidak mempunyai patokan harga tertentu untuk aksinya. "Soalnya sekarang" gua sudah jarang nge-DJ, susah bagi waktunya. Tapi paling kalau ada event tertentu atau nge-bantu teman. Itu (tarif) pun tergantung nego," ungkapnya.

Berbeda dengan DJ Ijoel yang kini memiliki sekolah DJ sendiri. Sekolah itu diberi nama Ijoel DJ School. Sekolah itu ia rintis atas kecintaannya dengan profesi DJ. Ijoel ingin membuktikan dirinya untuk eksis di bisnis hiburan. Akhirnya ia mendirikan Ijoel Production sebagai tanda cintanya di dunia hiburan.

DJ mulai berkembang di Indonesia, khususnya Jakarta, sekitar pertengahan tahun 1990 an. Saat itu orang mulai jenuh dengan sajian live music atau lagu² hits yang biasa disajikan di klub malam. Akhirnya sebuah terobosan mulai terlihat dengan dikenalnya house music. Klub² malam pun menyambut baik house music yang saat itu dianggap mewakili gemerlapnya klub. Saat itulah profesi DJ mulai dilirik dan mulai booming.

Pentingnya Sense of Music
Gemerlap malam memang menyimpan kisah tersendiri. Apalagi kehidupan di kota besar yang tersebar di Indonesia. Pengaruh budaya barat begitu kental mewarnai roda kehidupan. Alhasil, laju kehidupan di kota besar seakan tak pernah mati. Indikasi ini terlihat dari menjamurnya nite club dan cafe yang rata-rata beroperasi hingga dini hari.

Tempat hiburan malam ini tak lepas dari aksi para DJ yang selalu memberikan atmosfir tersendiri. Dengan keahlian "menyulap" lagu di Turn Table, DJ kerap kali mampu membawa pengunjung untuk larut dalam alunan musik kreasinya. Warna dan karakter musik sang DJ memang variatif.

Keberadaan DJ dalam bisnis hiburan bisa dikatakan hal yang primer. Sama halnya dengan artis atau band, DJ memiliki penggemar tersendiri di dunia hiburan malam. Seorang DJ harus mampu memandu ratusan atau bahkan ribuan pengunjung. Bahkan, ini merupakan tantangan bagi seorang DJ. Belum lagi gemerlap laser yang dipadukan dengan dentuman house music seakan memacu adrenalin.

Menurut Anton, DJ mempunyai andil besar dalam menentukan suasana. DJ harus jeli membaca karakter pengunjung yang datang. DJ harus peka dan selalu berimprovisasi di tiap aksinya. "Itu karena kita enggak tahu lagu seperti apa yang harus kita mainkan. Yang jelas kalau penonton masih kelihatan kaku, ya kita harus cari lagu lain supaya suasananya lebih hangat lagi," jelas Anton.

Biasanya, seorang DJ selalu mengawali dengan musikyang sedikit mellow. Namun, sekitar setengah jam berikutnya pemandangan pun berubah. Seluruh pengunjung terlihat begitu reaksionis. Mereka seakan mempunyai motor dalam tubuhnya. Sang DJ berusaha memompa motor itu untuk melaju kencang. Alhasil tidak sedikit dari sebagian pengunjung yang memerlukan tenaga ekstra. Biasanya, obat tedarang dan psikotropika adalah piliharinya.

Memang tidak mudah untuk menyatukan isi kepala dari ribuan pengunjung. Pasalnya, tidak sesuai orang menyukai suatu jenis musik tertentu. Kendati demikian, inilah risiko sekaligus tantangan dari seorang DJ untuk tetap inovatif. "Yang jelas sukses atau sebuah pertunjukan itu tergantung kita. Jadi pressure itu sebenamya ada di diri kita sendiri. Terus bukan hanya pengunjung saja faktornya. Kita juga harus mikirin karier, penentuan karakter kita supaya lebih dikenal, dan harus terus up-date lagu. Pokoknya banyak hal harus dipikirin deh," tambahnya.

Setiap pekerjaan pasti punya tantangan. Buat seorang DJ, tantangan yang utama adalah menggabungkan lagu dengan mulus. Menurut David, tugas DJ baru bisa dibilang sukses bila ia sanggup membuat suasana tetap hidup. "Di situlah kepuasannya, enggak ada yang bisa menggantikannya kalau gua bisa buat pengunjung on fire. Yang penting wawasan musik juga harus diasah terus," kata David."

*disadur dari Male Emporium __________________
~Claps 4 Dancing & Dance 4 Life~



Sumber :http://www.bengkelmusik.com/forum/f64/dunia-malam-dj-t1385

3 komentar: